Sabtu, 31 Mei 2025

Belajar cerdas mendapatkan uang menjadi konten kreator

 

Belajar dari Bang Ogut (mudacumasekali) malam ini tentang menjadi konten kreator. Jleb banget! Makin tinggi dari gambar ini makin banyak uangnya, makin sedikit keluar tenaga. Bukan lagi waktu yang dituker dengan uang.

Sama seperti yang sering diceritakan sama Timothy Ronald soal perbudakan Waktu ditukar dengan uang, dan ini sengaja didesain sejak kita sekolah. Penuh dengan peraturan dan dibunuh kreatifitas dan produktifitas kita, semua harus menghafal ini dan itu yang sejarah yang disuguhkan aja banyak yang palsu. Ini sengaja untuk membuat orang orang menukar waktunya dan membuang waktunya. 

Lalu, setelah kuliah tinggi tinggi, banyak yang berharap mendapat pekerjaan sesuai dengan mata kuliah yang diambil. Kemudian setelah menjadi pekerja dengan hasil yang gak setimpal, dan gaji sangat kecil, jauuuh dari biaya yang dikeluarkan saat kuliah, tapi demi reputasi di lingkugan sekitar, gaji berapapun meski harus menelantarkan anak, meski harus meninggalkan rumah dan tidak melayani suami secara full, rela melakukan itu demi kebutuhan hidup. Pensiun saat usia 60an saat udah pada loyo badan baru bisa berhenti bekerja. 

Ok, kembali ke diagram yang dibuat oleh Bang Ogut ini, time and energy itu menghabiskan waktu untuk uang, kemudian naik levelnya ke product and service. Misal dengan jualan produk. Kemudian naik lagi levelnya ke "information". Menjadi konten kreator dengan kerja lebih sedikit tapi duitnya berlipat-lipat. Ini yang membuat dirinya fokus di sini. Karena dulu pas jualan ayam mati2an habiskan waktu tapi hasil gak seberapa, kenal temennya yang influencer hanya bikin video berkali-kali uangnya berlipat2 dari gaji UMR.

Dan..selanjutnya adalah capital. Seperti Timothy Ronald yang sudah membangun capitalnya...setelah jadi konten kreator, bisanaik membangun capital atau membangun bisnis di bawahnya....

Saya lanjut di postingan berikutnya yah...

FOKUS ke diri sendiri

Fokus ke diri sendiri baru urusin orang lain. Urusin orang lain aja udah gak etis, apalagi urusa negara. Ini kerjaan orang2 miskin. Semua sengaja diviralkan di media media, karena semua udah diatur agar kita terbunuh produktivitas kita, terbunuh kreatifitas kita.

Semua sudah saya infokan di FB, dan udah saya share banyak hal kalo ada berita artis KDRT, itu settingan saya bilang. Setelah berita itu ya udah, mereka keluarkan album baru. Eh saya dibully. Ada berita artis viral, ternyata pengalihan issue, tapi emang kita diatur untuk menjadi bodoh, agar ikutan latah ikutan ngurusin hal yang gak penting, padahal di rumah beras aja habis, sama suami aja masih berantem, sama anak2 aja masih ngomel ngomel.

Dulu saya juga pernah donk dibully soal covid itu settingan, saya gak mau divaksin karena ngerasa agak aneh, kemudian muncul berita2 dramatis sehingga pas saya nulis di FB settingan, ada yang ngamuk ngamuk dan doain saya mati, sekarang tahu kan ? bahwa covid adalah bagian dari bisnis...



Dan sampai sekarang saya masih benci banget kalau ada orang yang share penganiayaan, kekerasan, pemerkosaan, dan bahkan benci banget sama orang yang share penganiayaan di Palestina diupload di story FB atau dipost. Maaf, bukan saya gak empati tapi....bisa diceritakan dengan tulisan aja cukup. 

Mau nyumbang ya nyumbang, mau berbuat baik ya berbuat baik, gak perlu berantem soal ini, gak perlu ngerasa harus banget nyumbang, saya tahu ini perkara kemanusiaan, tapi tolong diri sendiri aja dulu...karena penganiayaan2 kayak gitu bisa menyiksa otak dan mental, kalau dilihat anak kecil di mana mereka menganggap darah itu lucu, itu bisa membuat mereka overthinking dan penasaran dengan hal hal itu.

Jika ada anak2 melakukan pembunuhan, bunuh diri dan mereka menganggap sebuah keasyikan sendiri, itu udah mentalnya yang rusak dan bukan datang tanpa sebab, itu bisa jadi karena melihat di hp ortunya banyak kekerasan di sana. Meski diedukasi sekeras apapun, visualisasi dan imajinasi mereka jalan.

Saya sering nulis untuk FOKUS ke diri sendiri jawabannya, meski mungkin sering dibully dianggap gak empati, silahkan...tapi saat saya sangat saklek, saya bisa sedekah jutaan sampai puluhan juta ke orang lain tiap bulan. 

Gak punya empati? dihubungan dengan sakit mental dan psikologi gara2 gak perduli lihat kekerasan yang lewat, bodo amat! Hati setiap manusia lembut tapi bukan berarti habiskan waktunya untuk menangisi mereka, kita fokus cari uang sebanyak mungkin, fokus ke diri sendiri agar kita bisa bantu mereka yang butuh bantua...